Hutan Mangrove di Indonesia semakin berkurang dari tahun ke tahun. Bahkan, banyak hutan mangrove yang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan dan tambak, terutama yang berada di pesisir Pantai Sumatera. Akibat dari kondisi tersebut, abrasi laut pun tak terelakkan sehingga menyebabkan tumbuhan dan hewan endemik di sekitarnya lenyap secara perlahan.
Tak bisa dipungkiri bahwa alasan utama dari alih fungsi lahan ersebut adalah faktor ekonomi. Memang benar ekonomi itu penting, tetapi apakah tidak ada cara yang lebih bijaksana dalam meraup ekonomi dengan tetap melestarikan hutan mangrove?
Berdasarkan masalah tersebut, Dr. Basyuni dan timnya mencoba meneliti hutan mangrove & beberapa varian pohon mangrove di Indonesia dengan berbagai treatment yang paling banyak mengandung nutrient selama tiga tahun ke depan. Penelitian ini dikembangkan melalui hibah penelitian yang diberi tema Monitoring Mangrove ExteNT & Services “Moments” What is tipping points? Adapun riset tersebut merupakan kerja sama penelitian antara peneliti Indonesia, Inggris, dan Vietnam.
Dalam penelitian tersebut juga dikaji aspek manajemen ekosistem tanaman mangrove untuk peningkatan perikanan, salah satunya Silvofishery (perikanan hutan) dan ekowisata seperti yang sedang dilakukan tim peneliti di Desa Lubuk Kertang, Sumatera Utara.
Peneliti utama, yaitu Dr M. Basyuni dan tim dari Universitas Sumatera Utara (USU) – Medan mencoba melakukan penelitian riset dasar dengan merumuskan cara integrasi antara pelestarian hutan alam sekaligus menghasilkan economic benefit bagi warga sekitar.
Harapan dari kolaborasi penelitian tiga negara tersebut adalah adanya transfer knowledge dari pihak Inggris berupa teknologi maju yang ada di sana dapat membantu menghasilkan penelitian yang berkualitas dan berskala internasional. Adapun dari sisi ekonomi dan ekosistem, diharapkan penelitian tersebut mampu meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitar Sumatera Utara, begitu juga dengan pelestarian alamnya.
*DIPI, LPDP & Newton Fund pada hari kamis 03/05/2018. Berkesempatan melihat Rumah Kaca & Diskusi bersama Dr. Basyuni dan tim dalam rangka Monitoring & Evaluation penelitian.
Hutan Mangrove di Indonesia semakin berkurang dari tahun ke tahun. Bahkan, banyak hutan mangrove yang sudah beralih fungsi menjadi perkebunan dan tambak, terutama yang berada di pesisir Pantai Sumatera. Akibat dari kondisi tersebut, abrasi laut pun tak terelakkan sehingga menyebabkan tumbuhan dan hewan endemik di...
Venue: 7 December 2020, 10:00 – 12:00 AM (Jakarta time) Meeting Room: Microsoft Team The SEA-Europe Joint Funding Scheme for Research and Innovation (JFS) is a network of funders from Southeast Asia and Europe which launches Joint Calls for Proposals on an annual basis. Currently, the 5th Joint...
Jogjakarta, Pada hari selasa tanggal 19 september 2023 Direktur Eksekutif Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), Prof. Jatna Supriatna memenuhi undangan Universitas Islam Indonesia dalam rangka Rapat Koordinasi Kerja UII tahun 2023, Acara yang bertempat di Marriot Hotel Yogyakarta tersebut dihadiri oleh Rektor, masing-masing Dekan dan...
Pada tanggal 7 sampai 11 Mei 2018 Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia menerima kunjungan sekaligus pelatihan bersama Dr. Hans Westphal & Adele Clausen Ph.D dari Das Deutsche Zentrum für Luft- und Raumfahrt (DLR) bagian hubungan internasional untuk Project Management sebagai persiapan untuk peluncuran 2nd Call Joint...